Ekonomi Sedang Susah, Ibu-ibu Wajib Terapkan 50:30:20

JAKARTA, investor.id – Ekonomi saat ini sedang susah. Mumpung baru dapat THR, jangan lupa terapkan rumus 50:30:20 supaya keuangan keluarga aman.
“Supaya keuangan keluarga aman, pakai rumus 50:30:20. Yaitu living 50%, saving 30%, dan playing 20%. Meskipun prakteknya berat, tapi living jangan sampai melebihi saving. Namanya utang kalau melebihi saving dan playing,” kata konsultan keuangan Prita Ghozie pada acara Midea #BukaBarengExpertnya bertema Wealth, Wisdom & Well-being di Jakarta.
Sebelumnya, kata Prita, sebuah keluarga harus menentukan lebih dulu apa yang menjadi tujuan utama keluarga? “Mungkin ada yang fokus untuk mewujudkan rumah tinggal dulu, kendaraan dulu, dan ada yang prioritaskan dana pendidikan anak. Jadi mana yang mau jadi prioritas keluarga, dan ini harus kesepakatan dengan pasangan. Pahami juga kesukaan masing-masing, di situ kita bikin prioritas,” saran Prita.
Terapkan 4P
Untuk lebih mudah mewujudkan rencana itu, Prita memberikan rumus lanjutan 4P, agar pengelolaan keuangan keluarga seimbang dengan investasi keluarga.
P pertama, yaitu Prioritaskan pengeluaran yang pasti, seperti uang sekolah anak, listrik, transportasi, dan lain-lain.
Pelihara security diri, pastikan punya dana darurat supaya gak kaget dan bisa mengantisipasi.
Proteksi, melindungi diri dan keluarga melalui asuransi. Asuransi kesehatan, jiwa, dan kendaraan menjadi instrumen proteksi yang penting.
Perkaya keluarga, dari penghasilan yang dipunyai bisa perkaya diri dengan menabung atau investasi
Sayangnya, kata Prita, ada dua kesalahan ibu-ibu sehingga rumus 50:30:20 dan 4P itu sulit diterapkan. Dua kesalahan itu adalah tidak mencatat pengeluaran dan suka melakukan FOMO (Fear of Missing Out/rasa takut ketinggalan), seperti ikut-ikutan beli barang branded atau jalan-jalan.
“Makanya, ibu-ibu harus mencatat pengeluaran bulanan, jangan di kepala saja catatannya. Ibu-ibu juga jangan suka FOMO. Kalau ada uang ya gak apa melakukan atau membeli sesuatu,” ujar Prita.
Untuk meningkatkan bujet, Prita memberi saran, bisa berjalan dengan menambah penghasilan atau menghemat pengeluaran.
“Melakukan penghematan bisa dengan menghemat listrik, biaya transportasi, atau menghemat makanan. Apalagi, sampah terbesar adalah sampah berasal dari makanan busuk. Dari penghematan ini bisa menabung atau investasi,” kata Prita.
Untuk menghemat makanan dan mencegah membuang makanan akibat busuk, Brand Communication Manager of Midea Electronics Indonesia, Fitria Nagari memberikan tips. “Untuk menanggulangi supaya gak ada sampah makanan, bisa disimpan di kulkas dengan chiller yang bisa mengunci pertumbuhan bakter sehingga makanan tak basi,” kata Fitria Nagari.
Editor: Mardiana Makmun (mardiana.makmun@investor.id)
Follow Channel Telegram Official kami untuk update artikel-artikel investor.id
FollowBaca Berita Lainnya di Google News
Read NowSaksikan tayangan informasi serta analisis ekonomi, keuangan, dan pasar modal di IDTV