Mengenal Terapi untuk Cedera Olahraga

JAKARTA, investor.id – Risiko mengalami cedera bisa terjadi ketika berolahraga. Namun dengan terapi yang tepat, cedera bisa disembuhkan dan dapat kembali berolahraga, bahkan atlet bisa berprestasi kembali.
“Atlet akrab dengan cedera. Sementara cedera dapat menurunkan performa. Namun cedera bukanlah akhir dari segalanya bila dapat ditangani dengan baik,” kata Dokter spesialis kedokteran olahraga yakni dr. L. Grace Tumbelaka, Sp.KO., Subsp. ALK (K) saat peluncuran Siloam Sports Medicine & Performance Center di RS Siloam Mampang, Jakarta.
Siloam Sports Medicine & Performance Center merupakan layanan medis ortopedik terintegrasi yang dirancang untuk memberikan solusi end-to-end bagi seluruh masyarakat Indonesia. Layanan komprehensif Siloam Sports Medicine & Performance Center dimulai dari program preventif, termasuk konsultasi kebugaran dan kesehatan fisik yang disesuaikan untuk membantu pasien mencapai kebugaran optimal dan menghindari cedera.
Penerapan strategi latihan disesuaikan dengan kondisi fisik pasien. Selain itu, program rehabilitasi (termasuk return to sport) dan fisioterapi juga dirancang dengan cermat untuk mempercepat pemulihan pasien, memulihkan fungsi gerak dan mengoptimalkan kekuatan fisik pasien.
Sebagai pusat layanan ortopedik unggulan di Grup RS Siloam, RS Siloam Mampang tidak hanya dilengkapi dengan teknologi dan peralatan terkini, tetapi juga memberikan layanan komprehensif yang didukung tim dokter-dokter spesialis, sub spesialis, dan konsultan yang terbaik di bidangnya.
“Kolaborasi ini dilakukan untuk memberikan penanganan terbaik bagi pasien,” ujar Caroline Riady, CEO Grup RS Siloam.
Remaja Berisiko Cedera
Lebih lanjut dr Grace memaparkan, risiko cedera olahraga meningkat pada usia 10-14 tahun, terkait aspek fisik, kognitif, dan aspek sosial. Faktor risiko cedera olahraga terjadi karena ketidakseimbangan antara pertumbuhan tulang dan otot serta lempeng pertumbuhan, akibatnya rentan terhadap cedera.
Selain itu, remaja dengan tulang kurang padat juga rentan fraktur atau patah tulang.
dr Grace memaparkan, penanganan cedera dapat dilakukan dengan beberapa hal, seperti kompres es, modalitas fisioterapi, taping, sport massage, akupunktur, dry needing, manual terapi, dan lain-lain.
dr Grace memaparkan, tiga terapi untuk penanganan cedera olahraga. Cryotherapy dan ESWT (Extracorporeal Shock Wave Therapy) serta Stem Cells Treatment.
Cryotherapy dan ESWT (Extracorporeal Shock Wave Therapy) adalah terapi inovatif yang memanfaatkan suhu rendah dan gelombang kejut untuk meredakan nyeri, mempercepat pemulihan otot dan sendi, serta mendukung regenerasi jaringan dengan lebih optimal.
Sedangkan stem cells treatment, adalah terapi regeneratif yang memanfaatkan sel punca untuk memperbaiki jaringan yang rusak akibat cedera atau degenerasi.
“Pendekatan ini digunakan dalam perawatan cedera olahraga, osteoartritis, serta pemulihan otot dan sendi agar pasien dapat kembali beraktivitas dengan optimal,” kata dr Grace.
Editor: Mardiana Makmun (mardiana.makmun@investor.id)
Follow Channel Telegram Official kami untuk update artikel-artikel investor.id
FollowBaca Berita Lainnya di Google News
Read NowSaksikan tayangan informasi serta analisis ekonomi, keuangan, dan pasar modal di IDTV