Senin, 24 Maret 2025

Terjadi Deflasi Tahunan Setelah 25 Tahun

Penulis : Arnoldus Kristianus
3 Mar 2025 | 18:51 WIB
BAGIKAN
Warga memeriksa meteran listrik di Rusunawa Margaluyu, Kota Serang, Banten, baru-baru ini. (ANTARA FOTO/Angga Budhiyanto)
Warga memeriksa meteran listrik di Rusunawa Margaluyu, Kota Serang, Banten, baru-baru ini. (ANTARA FOTO/Angga Budhiyanto)

JAKARTA, investor.id – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Februari 2025 terjadi deflasi sebesar 0,09% secara tahunan (year on year/yoy). Sebelumnya deflasi tahunan terjadi pada Maret 2000. Artinya, deflasi tahunan kembali terjadi setelah 25 tahun lalu.

“Menurut catatan BPS, deflasi yoy terjadi pada Maret 2000 saat itu deflasi 1,01%. Deflasi didominasi oleh kelompok bahan makanan,” ucap Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Kantor BPS pada Senin (3/3/2025).

Amalia mengatakan perbedaan deflasi pada Februari 2025 ini terjadi karena dipengaruhi oleh komponen harga diatur pemerintah. Pasalnya deflasi disebabkan oleh diskon tarif listrik sebesar 50% yang terjadi pada Januari–Februari 2025. Kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami deflasi 12,08% dan memberikan deflasi sebesar 1,92%.

Advertisement

“Komoditas yang memberikan andil terbesar adalah tarif listrik mengalami deflasi 46,45% secara tahunan dan memberikan andil deflasi 2,16%,” kata Amalia.

Sedangkan komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah tarif air minum PAM yang mengalami inflasi 9,42% dan memberikan andil inflasi 0,14%; biaya sewa rumah mengalami inflasi 1,27% dan memberikan andil inflasi 0,04%; bahan bakar rumah tangga mengalami inflasi 1,57% dan memberikan andil inflasi 0,03%; lalu biaya kontrak rumah mengalami inflasi 0,58% dan memberikan andil inflasi 0,02%.

Kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 2,25% dan memberikan andil inflasi terbesar yaitu 0,66%. Inflasi secara tahunan didorong oleh komoditas minyak goreng, sigaret kretek mesin, cabai rawit, kopi bubuk dan ikan segar.

Inflasi kelompok itu didorong oleh minyak goreng mengalami inflasi 10,97% dan memberikan andil 0,13%; sigaret kretek mesin mengalami inflasi 5,58% dan memberikan andil 0,12%; cabai rawit mengalami inflasi 37,07% dan memberikan andil inflasi 0,11%.

“Sedangkan komoditas yang mengalami deflasi tomat sebesar 32,93% dan memberikan andil deflasi 0,11% dan beras memberikan andil deflasi 2,63% dan memberikan andil deflasi 0,11%,” demikian tutur Amalia.

Editor: Prisma Ardianto (ardiantoprisma@gmail.com)

Follow Channel Telegram Official kami untuk update artikel-artikel investor.id

Follow

Baca Berita Lainnya di Google News

Read Now
IDTV Link
LIVE STREAMING

Saksikan tayangan informasi serta analisis ekonomi, keuangan, dan pasar modal di IDTV

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Market 23 menit yang lalu

Saham Pilihan untuk Trading 24 Maret dan Target Harganya

IHSG hari ini diprediksi melemah. Simak saham pilihan untuk trading 24 Maret dan target harganya
Market 52 menit yang lalu

BBCA Mumpung Diskon, Harganya Bisa ke Level Ini

BBCA sedang diskon secara valuasi. Simak rekomendasi terbaru saham BBCA atau BCA ini.
Business 1 jam yang lalu

Harga Beli Beras di Bulog Idealnya Rp 13 Ribu per Kg

Pengadaan Bulog saat ini mayoritas berupa gabah.
Market 1 jam yang lalu

Prospek Cuan BBRI Menipis, Ada Apa?

Prospek cuan saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) atau BRI tipis, berdasarkan riset Mandiri Sekuritas (Mansek). Simak rekomendasi saham BBRI.
Market 2 jam yang lalu

Harga Bitcoin Menanjak, Didorong Inflow ETF Besar

Harga Bitcoin menanjak ke level US$ 85 ribu didorong inflow ETF spot yang besar pada pekan lalu.
Market 2 jam yang lalu

IHSG Fluktuatif Jelang Libur Panjang, 6 Saham Dijagokan Cuan

Phintraco Sekuritas memprediksi IHSG pekan ini fluktuatif jelang libur panjang, rekomendasikan enam saham dijagokan cuan, salah satunya ASII

Tag Terpopuler


Copyright © 2025 Investor.id
PT. Koran Media Investor Indonesia